Assalamu’alaikum, Hallo!
Kali ini, aku bahas tentang perjalananku untuk masuk kampus
Ali Wardhana. Yap, PKN STAN. Mungkin nanti akan aku bagi jadi beberapa part
karena aku yakin satu post saja tidak cukup untuk aku menceritakan. Yah,
begitulah, biasalah perempuan. Topiknya satu tapi bisa mencar kemana-mana
dulu,hehe
Untuk bagian ini, aku mau cerita tentang persiapan dan pengalamanku
mengikuti tes tahap pertama USM PKN STAN. Untuk kalian yang memang sudah berniat masuk PKN STAN, mungkin kalian
sudah tahu tahap-tahap USM nya kan? Kalau belum, aku jelasin di sini secara
singkat aja ya. Jadi, ada 3 tahap untuk masuk PKN STAN. Tahap pertama ada tes
potensi akademik (TPA) dan tes bahasa inggris (TBI). Tahap kedua ada tes
kesehatan dan kebugaran (TKK), yaitu tes lari 12 menit dan lari membentuk angka
8. Tahap ketiga, yang terakhir, tes kompetensi dasar (TKD). Untuk TKK dan TKD,
aku bahas di postingan selanjutnya ya, jadi tunggu aja, hihi.
Flashback dulu ya.
Isu-isu penerimaan maba/miba PKN STAN udah mulai
berseliweran. Aku masih ingat, katanya
jumlah kuotanya sekitar 6700. Seneng banget kan, kaya alhamdulillah banget
tahun ini banyak kuotanya. Tahun kakak kelasku (Angkatan 22) Cuma sekitar
4000-an. Mulai dari situ, aku jadi bersemangat untuk bisa masuk PKN STAN,
meskipun perasaan minder dan takut tidak lolos itu tetap ada.
Saat itu aku benar-benar merasa bahwa kemampuanku kurang.
Aku merasa bahwa mungkin aku tidak ada apa-apanya dibanding anak SMA yang sudah
sehari-hari berkutat dengan matematika dan bahasa inggris. Aku akhirnya
mengikuti bimbingan belajar khusus PKN STAN di kota (sementara) ku, Malang. Aku
sebenarnya tidak menyarankan juga kalian untuk mengikuti bimbingan belajar,
namun kalau memang kalian merasa ‘kurang’ dan kesulitan belajar sendiri, lebih
baik ikut bimbel saja. Apalagi kalau kalian seperti aku, yang niat belajarnya
naik turun kaya gunung teletubbies, yang malas belajar kalau tidak ada yang
mengajari, dan lebih suka mendengarkan penjelasan orang lain daripada mencari
sendiri. Dan kalau memang orang tua kalian mampu membiayai dan ridha, kenapa
tidak? Yang penting diseriusin ya bimbelnya. Ciye diseriusin *ga nyambung
Mulai bulan September aku sudah menyiapkan diriku untuk
belajar sungguh-sungguh. Saat itu aku tidak membeli buku-buku tentang USM
karena memang aku sudah mendapatkannya dari bimbel. Sayangnya, buku USM dari
bimbel itu hanya aku buka ketika mengikuti bimbel saja. Aku jarang
mempelajarinya karena kegiatan sekolah sudah mulai padat. Apalagi sekolahku
membuat jadwal khusus untuk kelas XII agar sukses UN. Niatan untuk belajar
sungguh-sungguhpun sedikit banyak tersingkirkan dari prioritas belajar. Aku lebih
fokus ke ujian sekolahku. Namun alhamdulillah, setidaknya aku masih bisa
belajar saat mengikuti bimbel seminggu sekali. Ada simulasi juga di sana. Skor
simulasiku stuck di 250-an, hehe. Dari 4 simulasi di bimbel ku, 3 kali lulus
dan 1 kali tidak lulus, hehe ((lagi)).
Setelah masuk tahun 2017 awal, aku mulai mengumpulkan niat
untuk belajar TPA dan TBI lagi secara sungguh-sungguh. Aku juga sudah mulai
berlatih lari 12 menit di lapangan Rampal, Malang, sejak bulan Desember ((kalau
tidak salah)). Kakak kelas yang sudah diterima di PKN STAN juga sudah
berkunjung ke sekolah untuk menjelaskan sedikit tentang USM STAN sekaligus
memberi tahu ada try out STAN di Malang. Tentu aku mengikutinya! Aku ingin
mengukur kemampuanku di ranah kabupaten/kota.
Pas H-1 try out, aku baru belajar buku USM STAN yang aku
beli sendiri ((yah, jadinya beli deh, hihi. Soalnya buku bimbel tidak ada
penjelasan cara pengerjaannya)). Yah, kebut massal materi dan soal-soal yang
sering keluar di TPA dan TBI. Malamnya, sehabis Isya aku langsung tidur. Aku
bangun pukul 1 malam dan lanjut belajar lagi. Pukul 3 istirahat sebentar dan
solat malam. Alhamdulillah, aku mendapat peringkat 41 dari 1213 peserta dengan
skor akhir 336.
Dari sinilah kepercayaan diriku mulai tumbuh. Aku mulai
menambah intensitas belajarku. Lebih tekun mengerjakan soal-soal USM PKN STAN
tahun-tahun yang lalu. Guru bimbelku berkata bahwa pada dasarnya, soal USM PKN
STAN mirip-mirip dari tahun ke tahun, jadi kuasailah dan biasakanlah dirimu
dengan soal-soal itu.
Kalau tidak salah, ujian tahap pertama diadakan tanggal 23
April. Aku kebagian di STIE Malang Kucecwara gedung M lantai 3 ruang 1. HP, jam
tangan, dan papan dada diharuskan dimasukkan tas dan tasnya ditaruh di depan
atau belakang kelas. Sunyi senyap banget ketika mengerjakan soal TPA dan TBI,
semua fokus pada soalnya masing-masing. *Ya iyalah, yakali fokus sama soal
temen*. Pengerjaan TPA dan TBI ada waktunya sendiri-sendiri. Jadi, 100 menit
pertama digunakan untuk mengerjakan soal TPA, sementara 50 menit sisanya
digunakan untuk mengerjakan soal TBI. Nanti panitia akan memberi aba-aba di
menit-menit terakhir kok, jangan khawatir.
Saat itu aku mengerjakan 50 soal TPA dan 49 soal TBI. Aku
sadar aku salah strategi sih sebenarnya mengerjakan soal TPA bagian yang
panjang-panjang duluan. 50 soal itu menurutku sangat rawan, salah 11 soal saja
sudah kena nilai mati. Tapi harus tetap yakin dan positive thinking sama Allah karena
Allah akan ada pada prasangka kita. Jika kamu berfikir negatif dan tidak
percaya pada dirimu sendiri, bagaimana bisa Allah percaya pada kamu? 😊
Setelah itu, aku menunggu pengumuman kelulusan tahap
pertama. Namun ternyata pengumumannya mundur satu hari, hehe. Padahal seharian
itu rasanya sudah was-was banget. Pukul 3 pagi, aku membuka hp dan langsung
melihat notif. Temanku sudah mengirim pesan dan bilang kalau aku LULUS. Alhamdulillah
sekali. Seneng banget rasanya, bener-bener langsung sujud syukur.
Wah, maaf ya ini panjang banget, huhu. Semoga nggak bosen
bacanya ya kalian, aamiin. Yang penting, kalian harus tetap
semangat belajar dan yakin pada kemampuan kalian. Aku yang biasa-biasa saja pun
bisa lulus tes tahap pertama USM PKN STAN, tentu kalian juga bisa. Doa dan
ikhtiar jangan lupa ya! Semangat !
Last,
Semoga selalu berbahagia, Aamin💖
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
xxx Enggar xxx

Alhamdulillah ya..
BalasHapusAlhamdulillah🙏
Hapusalhamdulillah... selamat ya mbak enggggg
BalasHapusAlhamdulillah, terimakasih Lalaqq🙏
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusbelum detail aslinya. kurang bilang kalau skor TPA TBI ku ((mungkin)) sekitar 290an. jadi kalau misal ada yg punya skor di bawah 300, gausah minder. masih ada harapan untuk lolos. gituuuu
Hapustrus lagi, kebanyakan peserta USM itu cuma tim hore, yang ikut untuk sekedar mencoba, jadi kalau emang udah punya niat yg kuat, kemungkinan besar bisa lolos. tapi juga meskipun tim hore, biasanya mereka emang udah punya aset "pinter", jadi ya tetep bisa dianggap lawan.
tapi aku males ngedit. cerita di sini aja lah ya wkwk😂
apa aku termasuk tim hore itu?
Hapushooh😋 75% tim hore kamu i, soale baru diseriusin pas mau tkd😂
HapusWell, terdengar seperti aku meremehkan... Tapi sebenere ndak kok...
HapusIya, udah diseriusin kan ya wkwk
HapusBtw.. itu km ngerjain 69 nomer TBI? TBI ada 60 nomer keknya.. trs waktu ngerjain TPA itu 100 mnt..
BalasHapusIjin mengoreksi ehehe.. maaf klo slh ngomong yaw..
Salam, D1 BC 2017👍👮
iya hahaha aku lupa ya Allah, terimakasih koreksinya ya
Hapus:)
BalasHapussugarboo extra long digital titanium styler
BalasHapussugarboo titanium gravel bike extra long digital titanium columbia titanium jacket styler. · 1. This is a perfect combination ceramic vs titanium flat iron of both the original, titanium piercing jewelry non-progressive, and a bit of an titanium mountain bikes added element. · 2. This is