Assalamu'alaikum, Hallo!
Note : ini sudah mengusam di notes berbulan-bulan.
jadi, ini draft dari tanggal 18 Agustus kemarin. Berhubung
laptop lagi duduk manis di almari baju kos Bintaro, aku nulis ini di notes hp
dulu. Yah, kesalahan sih ya. Antara sengaja dan nggak sengaja meninggalkannya
sendirian di sana. Kalau dibawa nanti tas jadi berat, tapi kalau nggak dibawa
jadi gabisa langsung nulis di microsoft word, hihi.
Akhirnya, setelah beberapa hari mengerjakan tugas dinamika,
aku ada waktu untuk merawat blog lagi. Yeeee *tepuk tangan riuh *krik
Untuk kali ini, aku mau melanjutkan postingan aku kemarin
tentang tes tahap satu, yaitu tes tahap dua. Tes tahap dua ini mungkin menjadi
tes yang paling melelahkan. Bukan hanya menganiaya batinmu, ini juga menganiaya
fisikmu. Hihi, enggak. Bercanda. Cuma buat kamu berkeringat aja kok.
Tes tahap dua ini kita disuruh lari 12 menit dan lari angka
8 (shuttle run). Kalau bisa, bulan-bulan akhir kaya Desember gitu sudah latihan
ya. Aku dulu latihan di lapangan Rampal, Malang. Satu putaran di sana sekitar
500 meter. Yah, lumayan. Lumayan bikin capek. Karena sekolahku Sabtu dan
Minggunya libur, aku jadi bisa latihan di hari-hari itu. Aku biasanya ke sana
pukul setengah 7 ((eh bener ga sih hahaha. Biasanya masih tidur)). Agak-agak
panas tapi dingin gitu udaranya, seger tapi, hihi. Banyak juga yang datang ke
Rampal pas hari-hari itu, jadi kaya merasa aku tidak sedang berjuang sendirian
(meskipun yg lainnya memang murni ingin olahraga). Aku ke Rampal jalan kaki
dari kos ku, daerah Sawojajar, bersama temanku. Jalan berdua gitu, depan
belakang. Sesekali juga ngobrol. Tapi lebih sering diem juga karena ga ada
topik, hihi.
Kalau sudah sampai lapangan Rampal, aku biasanya langsung
cari penanda 80 meter, hihi. Bukan apa-apa sih, cuma yg paling deket dari aku
biasanya yg 80 meter ini. Mengatur nafas sebentar sambil ngeset timer HP, baru
lari. Ini penting ya, jangan lupa set timer HP. Set timernya 12 menit, gausah
banyak-banyak, pingsan nanti, ehe. Dan yg diset kalau bisa timer ya, bukan
stopwatch. Beda timer sama stopwatch emang apa? Nah, kalau timer itu dia
berjalan mundur, dari 0:12:00 sampai 0:00:00 baru alarm nya keluar. Sedangkan
stopwatch, dia jalan dari 0:00:00 sampai tak hingga ((gatau ding)). Jadi, kalau
kamu ngitungnya pakai stopwatch, kamu jadi harus fokus ke hp, liatin hp mulu
gitu. Kan kalau misal kita sedang lari, tangan kita pasti ikut goyang ke depan
belakang gitu kan, nah kalau kamu jadi fokus ke hp, kamu pasti jadi capek gitu.
Eh nggak tau sih, tapi aku gitu hihi. Pernah sekali aku lupa pakai stopwatch,
saat itu udah hampir satu putarannya rampal, trus pas buka hp kaget liat kok
malah stopwatch. Langsung deh berhenti dan ngambek. Gamau lari lagi hahaha.
Soalnya prinsipku "lari cuma 12 menit. Hemat energi, belum saatnya
capek" hihi.
Guru lesku bilang kalau kita sebisa mungkin (atau jangan
sampai) jalan ketika tes. Usahakan lari terus, meskipun lari-lari kecil. Jangan
lupa pasang wajah semangat juga, hihi. Dulu juga ada yg bilang, aku lupa siapa,
pokoknya bisa lari 2km itu aman. 2km berarti 4x putaran Rampal. Mudah? Nggak
cuy, hahaha. Mungkin karena aku perempuan sih, jadi 2km itu susah. Hari pertama
latihan aku berhasil lari tanpa jalan 1,55 km, atau 3 kali putaran lapangan
Rampal lebih 50 meter *ups* hihi. Lumayan, untuk latihan pertama. Lalu latihan
kedua sudah bisa nambah 20 meter, hehe. Lumayan, setidaknya ada peningkatan.
Nah setelah itu alhamdulillah kakiku tidak kram atau sakit-sakit gitu. Kalau
kalian setelah latihan kakinya sakit, itu wajar. Katanya itu sedang pembentukan
otot. Tapi kalau pas lari kakinya udah sakit, jangan diterusin ya, nanti tambah
sakit. Oh iya, saranku kalau mau latihan, jangan sarapan dulu ya. Kalau sarapan
dan kekenyangan, kalian nanti pasti sengkil (sakit di bagian perut). Tapi kalau
mau makan roti gitu ya gapapa. Minum juga perlu, tapi jangan
banyak-banyak. Soalnya nanti pas lari trus kalian pakai pernafasan mulut,
tenggorokan kalian pasti kering.
Pernafasan perut atau pernafasan hidung? Yap. Ini sesuai
enaknya kalian masing-masing ya. Ada orang yang nyaman memakai pernafasan perut
namun juga ada yg nyaman memakai pernafasan hidung. Kalau aku sendiri, aku
lebih suka memakai pernafasan mulut. Jadi selama lari gitu mulutnya mangap,
meraup oksigen sebanyak-banyaknya, hihi. Menurutku, mengatur nafas dari hidung
kalau sedang lari itu sedikit susah, karena kita sudah terbiasa bernafas lewat
hidung dengan kecepatan yg standar. Keluar-masuk-keluar-masuk ya gitu terus
((ya emang mau gimana lagi Nggar)). Kalau memakai pernafasan mulut, aku bisa
setidaknya menahan nafas dahulu sebelum mengeluarkannya. Kestabilan nafas ini
juga perlu, karena kalau kecepetan, pasti cepet capeknya juga. Tapi kalau
kelambatan, ya...wallahualam ya, hihi. Irama nafasnya dijaga juga ya *irama? ya
gitulah pokonya hihi.
Jangan lupa bikin progress latihan kalian. Simpel tapi
berguna banget. Ini bisa untuk evaluasi kalian. Ini juga bisa menjadi
penyemangat sekaligus penampar kalian kalau kalian sudah malas melakukan
latihan. Ingat, PKN STAN hanya berjarak 12 menit dari kalian, hihi.
Mulai februari jadwal sudah mulai padat. Ujian tengah
semester, ujian praktik, ngerjain project work, dan lain-lain. Akhirnya, libur
beberapa bulan dari latihan lari. Selesai UNBK, baru latihan lari lagi.
Progress lari jadi turun banget. Dari yang biasanya bisa sampai 1,7km jadi cuma
1,50-an km. 100 meter ini berguna banget ya, hihi. Berhubung kegiatan sekolah
sudah kosong, aku jadi bisa latihan rutin lagi. Mendekati hari tes, aku malah
lebih rutin latihan. Pagi dan sore ke lapangan Rampal. D-2 baru belajar shuttle
run. Karena tidak tau jaraknya seberapa, jadi hanya pakai pohon di sekitar sana
buat muternya, hihi.
Tanggal 5. D-DAY tes. Pukul setengah 4 sudah berangkat ke
UMM. Kebayang lah itu dinginnya gimana. Di sana sudah ada sekitar 3 anak yg
sudah datang bersama orang tua mereka. Sebenarnya kalau mau, aku dan temanku
bisa jadi urutan ke 5 untuk antri. Tapi karena aku dan temanku tidak mau
menjadi kloter satu, kami akhirnya agak nantian naruh tasnya (buat antri). Kami
solat subuh di tribun lapangan UMM, hihi. Karena tribun lapangan sedikit kotor,
kami memakai jaket kami untuk alas solat. Setelah itu menunggu sampai tes
dilaksanakan.
Tes diawali dengan pengukuran tensi darah. Kemudian
dilanjutkan tinggi dan berat badan serta mata. Kalau pakai kacamata, pakai aja
kacamatanya pas tes. Nanti tetep di tes sih, tapi nulisnya ikut minus di
kacamata kamu. Kemarin aku kan ngehafalin hurufnya, eh yg dites pas atasnya
huruf yg aku hafalin tadi. Tapi aku nyebutnya tetep huruf yg aku hafalin tadi
hahaha. Pasti itu anak-anak yg lain pada mikir "ini minus berapa, huruf
segede gitu masa masih salah" hihi. Setelah itu selesai, baru masuk
bilik-bilik untuk diperiksa tentang yg bagian dalam. Yah faham maksudku kan, yg
kaya diperiksa di dada itu loh:( jangan salah nangkap ya. Ditanyain juga
riwayat penyakitnya. Diliat kakinya, ada itu atau nggak. nah setelah itu,
nunggu 10 anak selesai periksa baru kita bisa lari. Lapangan UMM kemarin 330m
untuk satu putaran. Aku dapat 5 putaran lebih sedikit. Kalau diitung pakai
kilometer jadi sekitar 1,76km. Lalu langsung lanjut shuttle run. Beneran ini
langsung lanjut ya, gaada jeda, kecuali yang nomor awal masih bisa bernafas
bentar lah seenggaknya, hihi. Waktu itu aku juga liat kok yg masih
Nah ya gitu lah ya. Maaf ini panjang juga hihi. Biasa,
perempuan.
Semoga selalu berbahagia, Aamin💖
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
xxx Enggar xxx